Permasalahan Bawang Merah
Permasalahan bawang merah yang akhie ini terjadi adalah produktifitas bawang
merah rendah hingga dalam segala nasional, sehingga menyebabkan harga bawang
rendah mahal dan sulit untuk dieksport ke Luar Negeri.
Hal ini dapat terjadi karena menurut Wawan Junaidi (2009) ada beberapa kendala yang dapat menyebabkan rendahnya produktifitas bawang merah hingga dalam skala nasional, diantaranya adalah:
1. Cara budidaya bawang merah yang kurang optimal, kebanyakan petani tidak memperhatikan jenis
Hal ini dapat terjadi karena menurut Wawan Junaidi (2009) ada beberapa kendala yang dapat menyebabkan rendahnya produktifitas bawang merah hingga dalam skala nasional, diantaranya adalah:
1. Cara budidaya bawang merah yang kurang optimal, kebanyakan petani tidak memperhatikan jenis
tanah yang cocok untuk membudidayakan bawang merah, asal
dalam pemberian pupuk.
2. Banyak sekali serangan hama dan penyakit
3. Hanya dapat ditanam sepanjang musimnya
4. Pada umumnya petani masih menggunakan benih lokal yang ditanam terus menerus
5. Bawang merah cepat busuk karena petani kurang informasi dalam penanganan pasca panen
6. Banyak sayuran yang terkontaminasi
2. Banyak sekali serangan hama dan penyakit
3. Hanya dapat ditanam sepanjang musimnya
4. Pada umumnya petani masih menggunakan benih lokal yang ditanam terus menerus
5. Bawang merah cepat busuk karena petani kurang informasi dalam penanganan pasca panen
6. Banyak sayuran yang terkontaminasi
Solusi dari Permasalahan Bawang
Merah
Semua permasalahan tersebut, dapat diatasi dengan beberapa solusi. Solusi yang dapat diterapkan dan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut menurut berbagai ahli pendapat, diantaranya adalah:
1. Untuk permasalahan cara budidaya bawang merah yang kurang optimal dikhususkan pada
Semua permasalahan tersebut, dapat diatasi dengan beberapa solusi. Solusi yang dapat diterapkan dan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut menurut berbagai ahli pendapat, diantaranya adalah:
1. Untuk permasalahan cara budidaya bawang merah yang kurang optimal dikhususkan pada
pengolahan tanah dan pemupukannya, karena kebanyakan para
petani kurang mendapatkan
informasi tentang hal tersebut, maka menurut (),
terlebih dahulu harus mengetahui syarat tumbuh
bawang merah.
a. Tanah
Kebanyakan para petani menggunakan tanah sawah yang kurang sesuai dengan bawang merah,
a. Tanah
Kebanyakan para petani menggunakan tanah sawah yang kurang sesuai dengan bawang merah,
semisal tanah terlalu becek atau pun tanah yang terlalu lembab. Maka
harus diperhatikan bahwa
bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau
tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis
tanah Alluvial, Glei Humus atau
Latosol, pH 5.6 – 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban
50-70 %, suhu 25-320
C.
b. Pemupukan
- Pemupukan dasar, dengan memberikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg
SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah, atau jika
dipergunakan
Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dengan dosis ± 20 kg/ 1000 m2
dicampur rata dengan
tanah di bedengan. Lalu Siramkan pupuk SUPER NASA yang
telah dicampur air secara
merata di atas bedengan dengan dosis ± 10 botol/1000
m2 dengan cara :
a. alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
a. alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk
menyiram bedengan.
b. alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk
b. alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk
menyiram 5-10 meter bedengan. Dan biarkan selama 5 – 7 hari
- Pemupukan susulan
Pemupukan susulan berguna untuk menambah unsure hara yang sudah mula berkurang.
Berikut pemberian pupuk susulan untuk dosis per 1000 m2, adalah:
a. 2 minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl
b. 4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl
Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau
b. 4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl
Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau
garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman
supaya daun tidak
terbakar dan terganggu pertumbuhannya. atau jika dipergunakan
Pupuk Majemuk NPK
\(15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur ± 2
minggu.
Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan
Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan
Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil,
tapi jika kurang,
pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat.
Kekurangan KCl juga dapat
menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.
Maka seharusnya para petani tidak
sembarangan dalam memberikan pupuk.
2. Kendala yang tidak bisa lepas
dari pembudidayaan bawang merah adalah serangan hama.
Menurut Wawan Junaidi
(2009) hama yang banyak dan sering menyerang bawang merah
diantaranya adalah:
• Bercak ungu (Alternaria porii) dengan gejala serangan bercak kecil, cekung, warna putih hingga
• Bercak ungu (Alternaria porii) dengan gejala serangan bercak kecil, cekung, warna putih hingga
kelabu. Pengendalian dengan penyemprotan menggunakan air bersih sehabis hujan, atau
menggunakan fungisida yang berbahan aktif tembaga hidroksida.
• Bercak daun Cercosphora, dengan gejala bercak klorosis bulat warna kuning. Dikendalikan
• Bercak daun Cercosphora, dengan gejala bercak klorosis bulat warna kuning. Dikendalikan
dengan fungisida yang sesuai.
• Ulat dengan gejala serangan daun bila diteropong tampak bekas dimakan ulat. pengendalian
• Ulat dengan gejala serangan daun bila diteropong tampak bekas dimakan ulat. pengendalian
dengan insektisida berbahan aktif klorfirifos.
3. Untuk mencegah terjadinya
fluktuasi produksi dan fluktuasi harga yang sering merugikan petani,
maka perlu
diupayakan budidaya yang dapat berlangsung sepanjang tahun antara lain melalui
budidaya di luar musim (off season). Dengan melakukan budidaya di luar musim
dan membatasi
produksi pada saat bertanam normal sesuai dengan permintaan
pasar, diharapkan produksi dan
harga bawang merah dipasar akan lebih stabil.
Permasalahan yang kompleks adalah penanaman bawang merah hanya pada musimnya, sehingga
Permasalahan yang kompleks adalah penanaman bawang merah hanya pada musimnya, sehingga
produksinya rendah. Namun hal tersebut dapat teratasi dengan menanam
bawang merah tidak
harus pada musimnya yaitu musim kemarau. Menurut Leaflet
Dirjen Bina Produksi Hortikutura
(2001) penanaman bawang merah tidak sesuai
dengan musimnya, dapat dilakuakan beberapa hal
berikut ini yang merupakan
perlakuan yang sangat penting dan utama:
• Pengolahan tanah dilakukan pada saat tidak hujan 2 – 4 minggu sebelum tanam, untuk
• Pengolahan tanah dilakukan pada saat tidak hujan 2 – 4 minggu sebelum tanam, untuk
menggemburkan tanah dan memberik sirkulasi udara dalam tanah. Tanah
dicangkul sedalam 40
cm.
• Cara penanamannya; kulit pembalut umbi dikupas terlebih dahulu dan dipisahkan siung-
• Cara penanamannya; kulit pembalut umbi dikupas terlebih dahulu dan dipisahkan siung-
siungnya. Untuk mempercepat keluarnya tunas, sebelum ditanam bibit
tersebut dipotong
ujungnya hingga 1/3 bagian. Bibit ditanam berdiri diatas
bedengan sampai permukaan irisan
tertutup oleh lapisan tanah yang tipis.
• Perawatan lainnya sama seperti membudidayakan bawang merah pada musim kemarau.
• Perawatan lainnya sama seperti membudidayakan bawang merah pada musim kemarau.
4. Masih banyak petani menggunakan
varietas lokal setempat yang diturunkan terus menerus tanpa
pemuliaan.
Kelemahan menggunakan varietas lokal ini selain produksi rendah dan umur genjah
juga kurang tahan terhadap hama dan penyakit. Selama kurun waktu 1995 – 2000
telah banyak
beredar varietas Hibrida baik yang dihasilkan dari dalam maupun
impor. Kebanyakan varietas
impor berasal dari Bima, Brebes, Ampenan, Medan,
Keling, Maja Cipanas, Sumenep, Kuning,
Timor, Lampung, Banteng (Kementerian
Pertanian, 2009).
• Ciri-ciri benih bawang merah yang bagus, diantaranya adalah benih berukuran sedang,
• berdiameter 1,5 – 2 cm dengan bentuk simetris
• dan telah disimpan 2-4 bulan,
• akhirnya, warna umbi untuk lebih mengkilap, bebas dari organisme penganggu tanaman.
• Ciri-ciri benih bawang merah yang bagus, diantaranya adalah benih berukuran sedang,
• berdiameter 1,5 – 2 cm dengan bentuk simetris
• dan telah disimpan 2-4 bulan,
• akhirnya, warna umbi untuk lebih mengkilap, bebas dari organisme penganggu tanaman.
5. Agar tidak busuk bawang merah,
maka harus ada penanganan pasca panen secara benar. Dengan
adanya penanganan
pasca panen pula dapat menambah nilai jual dan nilai guna dari bawang
merah tersebut. Penanganan pasca panen bawang merah secara benar menurut (Rukmana. R,
1995), diantaranya adalah:
a. Penjemuran dengan alas anyaman bambu (Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 hari
a. Penjemuran dengan alas anyaman bambu (Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 hari
dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan
daun. Penjemuran kedua
selama2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya
untuk mengeringkan bagian umbi
dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari
sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah
yang terbawa dari lapangan. Kadar
air 89 85 % baru disimpan di gudang.
b. Penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi
diatur dengan
baik, suhu gudang 26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi gudang.
Jika hal ini diperhatikan maka kemungkinan kecil bawang merah akan mudah busuk.
Jika hal ini diperhatikan maka kemungkinan kecil bawang merah akan mudah busuk.
6. Beberapa sayuran seperti kubis,
tomat, wortel, cabai merah, bawang merah, dan selada yang
berasal dari petani
maupun yang ada dipasaran mengandung mikoba diatas ambang batas yang
direkomendasikan Kementerian Pertanian. Hal ini mempengaruhi pula kandungan
mikroba pada
makanan yang mengguanakan sayuran segar tersebut.
Bawang merah yang terkontaminasi disebabkan oleh penanganan pasca panen yang minim
Bawang merah yang terkontaminasi disebabkan oleh penanganan pasca panen yang minim
sekali diterapakan dan pengguanaan pestisida yang tidak sesuai dengan
dosis dan cenderung over
dosis
Jenis kontaminan yang menjadi perhatian utama saat ini adalah mikroba (E. coli, Salmonella,
Jenis kontaminan yang menjadi perhatian utama saat ini adalah mikroba (E. coli, Salmonella,
Shigella, dan Staphylococcus), logam berat, dan residu pestisida
(Winarti Cristina dan Miskiyah,
2010)
Untuk menangani masalah tersebut, maka ada beberapa cara dapat dilakukan(Winarti Cristina dan
Miskiyah, 2010), adalah:
a. Pencucian menggunakan air mendidik, air mengalir, larutan sabun maupun ozon terlarut
b. Pembersihan, pengupasan, dan pemotongan bagian akar maupun kulit terluar
c. Pencelupan dalam air panas atau pemblansiran
d. Penggunaan sanitizer
e. Menerapkan GAP (Good Agriculture Practices) dan GHP (Good Handling Practises) dalam
a. Pencucian menggunakan air mendidik, air mengalir, larutan sabun maupun ozon terlarut
b. Pembersihan, pengupasan, dan pemotongan bagian akar maupun kulit terluar
c. Pencelupan dalam air panas atau pemblansiran
d. Penggunaan sanitizer
e. Menerapkan GAP (Good Agriculture Practices) dan GHP (Good Handling Practises) dalam
rantai pemasaran bawang merah
Permasalahan yang dihadapi bawang
merah, adalah permasalahan yang menjadi kendala dalam menjual bawang merah
dalam pemasaran, karena permasalahan-permasalahan tersebut dapat menyebabkan
turunya produktifitas bawang merah, namun dilain pihak permintaan akan bawang
merat cukup tinggi, hal inilah yang menyebabkan permasalahan dalam skala nasioanal
pula. Permasalahan nasional tersebut adalah fruktasi harga dari bawang merah
tinggi, harga bawang merah mahal.
Diharapkan dengan adanya solusi-solusi tersebut dapat meningkatkan produktifitas bawang merah dan meningkatkan kualitas dari bawang merah.
Diharapkan dengan adanya solusi-solusi tersebut dapat meningkatkan produktifitas bawang merah dan meningkatkan kualitas dari bawang merah.
KESIMPULAN
a. Bawang merah adalah suatu
komoditas sayuran yang akhir ini mengalami permasalahan.
Permasalahan ini
adalah rendahnya produktifitas bawang merah dalam skala nasional
b. Beberapa permasalahan yang komplek ada;ah, bawang merah hanya dapat ditanam pada musim
b. Beberapa permasalahan yang komplek ada;ah, bawang merah hanya dapat ditanam pada musim
kemarau saja (April-Oktober), namun permintaan akan bawang merah
terus meningkat
c. Permasalahan tersebut dapat teratasi dengan menanam bawang merah tidak hanya pada musimnya
c. Permasalahan tersebut dapat teratasi dengan menanam bawang merah tidak hanya pada musimnya
saja, dengan cara-cara yang sudah ditemukan
d. Permaslahan yang kuarang adanya informasi yang cukup tentang penangan pasca panen sehingga
d. Permaslahan yang kuarang adanya informasi yang cukup tentang penangan pasca panen sehingga
bawang merah mudah busuk dan terkontaminasi oleh mikroba, logam
berat, dan residu pestisida.
Maka dalam mengatasinya harus memperhatikan GAP
dan GHP
e. Semua permasalahan yang terjadi pada bawang merah jika di selesaikan dengan solusi-solusi
e. Semua permasalahan yang terjadi pada bawang merah jika di selesaikan dengan solusi-solusi
yang ada dan benar serta solusi yang akurat maka akan
meningkatkan produktifitas dari bawang
merah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar